Tjakramedia.com, Italia – Euro 2020 Grup A | Turki vs Italia | Turki punya pertahanan solid, bertemu Italia yang kini lebih modern dan dikenal dengan istilah tikitalia.
Pertarungan dua tim dengan kekuatan yang bisa dikatakan merata telah dibuka oleh Turki dan Italia. Bagaimana pertemuan dua tim yang mewakili nikmatnya kebab dan pizza?
Turki, jadi tim istimewa bagi banyak orang Indonesia. Terutama bagi yang membawa semangat agama ke lapangan hijau. Negara dengan warna kebangsaan merah ini dianggap membawa panji-panji Islam.
Turki itu kuda hitam. Di atas kertas tidak kuat-kuat amat, tapi bisa membuat kejadian yang tak disangka-sangka. Apalagi sekarang, saat makin banyak pemain Turki yang merumput dan menimba pengalaman di liga-liga elite Eropa.
Turki kini dikenal sebagai tim dengan grendel pertahanan rapat. Di babak kualifikasi, dari 10 pertandingan, mereka bisa clean sheet 8 kali dan hanya kebobolan 3 kali. Tak kurang, Perancis sang juara dunia, terkaing-kaing di babak kualifikasi. Di pertandingan kandang, Turki menang 2-0. Saat Prancis jadi tuan rumah, mereka cuma bisa menahan imbang Turki 1-1. Bek-bek seperti Soyuncu dan Demiral, punya andil besar dalam apiknya pertahanan.
Menariknya, di pertandingan pertama Euro 2020, Turki, yang rerata usia pemainnya adalah 25 tahun, harus berhadapan dengan Italia, negara yang menjadikan pertahanan sebagai sebuah seni.
Bertemunya dua negara dengan kekuatan besar di pertahan, memungkinkan pertandingan akan berjalan ketat, untuk tidak dibilang membosankan. Turki tentu, seperti predikatnya selama ini, berpotensi bikin kaget Italia.
Pemain cerdik seperti Calhanoglu, yang akrab dengan gaya bermain Italia, rawan bikin pertahanan Italia kocar-kacir dengan kekuatan passing-nya. Potensi Turki menggebrak juga ada di kaki pemain sarat pengalaman seperti Burak Yilmaz dan pemain muda macam Enes Unal.
Jelas ini bukan pertandingan mudah bagi Italia. Kalau Prancis saja sudah kena linggis, Italia bisa-bisa kena setrika.
Italia menatap Euro 2020 dengan catatan sempurna: memenangkan seluruh pertandingan kualifikasi. Catatan ini hanya bisa disamai Belgia. Negara lain macam Inggris, yang katanya negaranya sepak bola saja tidak bisa.
Lebih hebat lagi, sejak gagal lolos ke Piala Dunia 2018 dan memecat si tua menyebalkan, Giampiero Ventura dan diganti Roberto Mancini, Azzurri hanya dua kali merasakan kekalahan. Itu pun pada awal-awal Mancio mengambil alih posisi Ventura.
Hingga saat ini, Italia mencatatkan 25 kemenangan beruntun di seluruh ajang. Mulai dari uji tanding, UEFA Nations League, hingga kualifikasi Euro 2020.
Menghadapi Turki pada laga pertama ajang ini, Gli Azzurri sukses meraih kemenangan tiga gol tanpa balas.
Tiga gol kemenangan Italia pada laga yang dihelat di Olimpico Roma, Sabtu (12/06) dini hari WIB ini dicetak oleh Merih Demiral (bunuh diri), Ciro Immobile, dan Lorenzo Insigne.
Italia sendiri tak sekadar meraih tiga angka pada laga ini. Pertandingan ini juga menjadi ajang pameran kekuatan skuad besutan Roberto Mancini ini.
Pameran kekuatan ini sekaligus menjadi ajang penggentar bagi tim-tim lain di Piala Eropa. Mereka harus ekstra waspada dengan kekuatan Italia, yang sama sekali tak bisa dipandang sebelah mata.
Pada pertandingan ini, Gli Azzurri menunjukkan dominasi total terhadap Turki. Dilihat dari penguasaan bola, menurut catatan Whoscored, Italia menguasai bola sebesar 63,4 persen pada laga tersebut. Sementara, Turki hanya mencatatkan penguasaan bola sebesar 36,6 persen.
Untuk jumlah tembakan yang dilepas pun, catatan kedua tim sangat jomplang. Italia melepas 24 tembakan. Sebaliknya, Turki hanya mampu melepas tiga tembakan pada laga ini.
Tak hanya unggul secara kuantitas, soal kualitas serangan, Italia pun unggul jauh dari Turki. Laman Infogol mencatat bahwa Italia memiliki nilai expected goals (xG) sebesar 2,06. Peluang dengan kualitas paling besar Italia pada laga ini dimiliki oleh Immobile. Peluang yang akhirnya berbuah menjadi gol kedua Italia ini memiliki nilai xG sebesar 0,59.
Sementara, Turki -menurut laman Infogol– hanya memiliki nilai xG sebesar 0,52. Peluang terbesar Turki pada laga ini dimiliki oleh Burak Yilmaz pada menit 92. Peluang ini ditaksir memiliki nilai xG sebesar 0,43.
Bukan cuma membuat peluang berkualitas, Italia pun ciamik dalam menuntaskan peluang yang mereka miliki. Mereka sukses melepas delapan tembakan on target pada laga ini. Sementara, Turki tak sekali pun mampu melepas tembakan on target pada laga ini.
Untuk urusan memanfaatkan peluang yang mereka miliki menjadi gol pun, Italia unggul. Gli Azzurri mampu mencetak tiga gol dari peluang-peluang bernilai xG 2,06. Artinya, Italia efektif dalam memanfaatkan peluang mereka.
Hal ini berbeda 180 derajat dibanding Turki. Dari peluang bernilai 0,52, mereka tak mampu mencetak satu gol pun. Hal ini menunjukkan penyelesaian akhir mereka masih di bawah standar.
Editor: Achang
Sumber: Bola.net